Andreas Budi Wirohardjo dan Dobrakannya: Menghidupkan Kembali Kyokushinkai di Jawa Tengah

SEMARANG (Jatengaktual.com) — Dunia olahraga mengenal Andreas Budi Wirohardjo sebagai sosok pekerja keras yang pernah membawa nama gulat Jawa Tengah bersinar. Kini, setelah sukses membenahi dunia gulat, Andreas dihadapkan pada tantangan baru, menghidupkan kembali kejayaan Kyokushinkai Karate-Do Indonesia.

Sebagai salah satu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kyokushinkai, Andreas memilih Jawa Tengah sebagai kampung lamanya berkiprah untuk memulai misi besar ini.

“Saya ingin Jawa Tengah menjadi pilot project. Dari sini, kita buktikan bahwa Kyokushinkai bisa bangkit lagi,” katanya bersemangat, Minggu (27/4).

Pengalaman panjang Andreas di dunia organisasi olahraga menjadi modal utama dalam tugas berat ini. Sebagai mantan Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jawa Tengah, ia tahu persis bagaimana membangun pondasi organisasi dari bawah, menghadapi keterbatasan, dan tetap mencetak prestasi.

Baca Juga:  Banjir Peminat, Waktu Pendaftaran PLN Journalist Award 2024 Diperpanjang Hingga 14 November 2024

“Mengelola olahraga itu soal membangun sistem, bukan sekadar semangat sesaat,” tegas Andreas.

Kini, semangat itu dibawanya ke Kyokushinkai, yang kondisinya memang tengah lesu.

Dari 24 Pengurus Daerah (Pengda) yang dulu ada, kini hanya 12 yang masih aktif. Khusus di Jawa Tengah, dari 35 Pengurus Cabang (Pengcab) yang ideal, tinggal empat yang berjalan.

“Ini angka yang harus kita perbaiki. Dan itu tidak bisa dengan cara biasa-biasa saja,” ujarnya.

Andreas paham, membenahi Kyokushinkai tak cukup dengan seruan semangat. Ia menekankan perlunya penataan ulang total — mulai dari struktur organisasi, sistem pembinaan atlet, hingga pengelolaan keuangan.

Baca Juga:  Tingkatkan Layanan Hadapi Nataru, Stasiun Semarang Poncol Terapkan Face Recognition untuk Boarding

“Pendanaan harus terbuka, organisasi harus profesional. Tanpa itu, sulit berbicara soal masa depan,” kata pria yang dikenal lugas dalam berbicara ini.

Baginya, transparansi adalah fondasi kepercayaan. Dan kepercayaan adalah syarat utama untuk membangkitkan semangat seluruh keluarga besar Kyokushinkai.

Membuka Dojo dan Membina Mental

Langkah konkret pertama yang disiapkan Andreas adalah membuka lebih banyak dojo di berbagai daerah. Ia ingin menjadikan dojo sebagai pusat pembinaan mental dan karakter generasi muda.

“Kyokushinkai bukan sekadar bela diri. Ini adalah pembentukan mental: ketangguhan, kedisiplinan, ketulusan. Generasi muda kita butuh itu,” ujar Andreas.

Baca Juga:  RS Sunway Kuala Lumpur dan BCA Gelar Diskusi Kesehatan, Tingkatkan Kesadaran Ginekologi, RS Sunway Kuala Lumpur dan BCA Gelar Diskusi Kesehatan

Di tengah dunia yang makin kompetitif, nilai-nilai seperti integritas dan ketahanan mental menjadi kebutuhan mendesak. Kyokushinkai, menurut Andreas, menawarkan jalan itu melalui filosofi keras namun penuh penghormatan.

Andreas tidak menutup mata bahwa perjalanan ini berat. Namun ia optimistis, dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, Kyokushinkai bisa kembali berjaya bahkan lebih besar daripada sebelumnya.

“Saya pernah melakukannya di gulat. Saya percaya kita bisa melakukannya juga di Kyokushinkai,” katanya mantap.

Kini, langkah baru itu telah dimulai. Dari matras gulat ke arena karate, dari Semarang untuk Indonesia, Andreas Budi Wirohardjo kembali menyalakan semangat — semangat pantang menyerah, membentuk karakter, dan menorehkan prestasi.

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkini